Source by Naomi's Galery
Pernah gak para pembaca sekalian berwisata ke tempat-tempat horror nan angker ? Yang aku maksud itu bukan wisata main kerumah hantu ato wahana serem. Tapi bener-bener main ke tempat yang angker. Contohnya bekas pabrik terbengkalai, bekas hotel yang terbengkalai, lokasi yang sering terjadi penampakan, rumah bekas pembunuhan, dan lain-lainnya. Aku mau berbagi cerita nih sama para pembaca sekalian tentang pengalaman aku yang "Main-Main" di salah satu tempat terkenal angker yang ada di Bali. Tepatnya berlokasi di daerah sanur. Apalagi kalo bukan "Taman Festival Bali".
Source Google Maps
Taman Festival Bali berlokasi di sanur. Tepatnya di Jalan Padang Galak no 3 kesiman, Sanur. Lokasi nya sangat mudah ditemukan terutama di google maps. Dengan menggunakan kata kunci Taman Festival Bali. Cuma butuh waktu sekitar 30 menit dari Bandara Ngurah Rai. Perlu di ketahui tempat ini sangat berdekatan dengan pantai sanur. Jadi pada saat kita sampai di lokasi langsung disambut dengan pantai sanur. Lokasi di sekitar Taman Festival ngeri gak ? Hohoho.. tenang, kawasan sekitar taman festival rame kok. Udah banyak pedagang makanan-makanan warung dan jajanan-jajanan enak.
Source by Naomi's Galery
Tampilan gerbang dari Taman Festival Bali bisa aku tunjukkan melalui foto diatas. Tapi klo di liat-liat itu lokasinya di pinggir jalan ya ? Iyap, lokasinya di pinggir jalan yang udah mentok. Kalau para pembaca pergi ke lokasi ini pasti langsung nemu. Karena lokasinya mentok banget dan udah gak ada jalan lagi. Karena Taman Festival ini besar dan luas jadi mudah juga ditemukan. Gak perlu masuk gang-gang sempit. Oiya, tempatnya menuju lokasinya dapat diakses oleh kendaraan roda 2 maupun roda 4 ya.
Baru masuk udah disambut dengan tampilan gerbang yang sangat cantik. Berhiaskan patung yang mencirikhaskan Bali yang bernuansa modern yang menunjukkan bahwa tempat ini merupakan tempat yang sangat menyenangkan (pada masanya). Sebelum bisa masuk ke dalam, kita diharuskan membayar tiket masuk sebesar Rp.10.000/orang. Cukup mahal kah menurut kalian ? Tapi tenang saja uang yang para pengunjung bayarkan itu untuk biaya peneliharaan lokasi yang mana akan masuk ke dalam kas adat. Kalau para pembaca ingin mengunjungi lokasi ini aku sarankan untuk berkunjung pada senja hari. Mengapa ? Tentu saja agar suasana makin tambah mencekam. Karena di dalam sangat gelap dan sepi 👻. Sebenarnya kalau berkunjung pada siang hari tidak kalah menyeramkannya, hanya kurang menantang saja 😂. Satu lagi yang bikin tambah merinding. Aku sempat membaca berita bahwa di kawasan Taman Festival pernah ditemukan mayat seseorang yang diduga sebagai korban pembunuhan yang mana mayat korban dibuang disekitar kawasan Taman Festival. Makin ngeri gak tuh ? Oh iya, tadi aku menyebut kata "pemeliharaan" ya. Apanya sih yang dipelihara dari tempat serem kaya gitu ? Jadi gini pemeliharaan yang dimaksud adalah bahan membeli banten/sesajen yang memang sudah menjadi bagian dari budaya Bali, untuk memangkas semak-semak yang menutupi jalan yang memang sudah menjadi rute perjalanan untuk para pengunjung, untuk menggaji para masyarakat lokal yang bekerja mengurus Taman Festival ini, dan masih banyak lagi.
Oke sekarang aku bakalan cerita pengalaman aku pada saat menjelajahi tempat horor ini. Pada saat aku masuk, aku disambut dengan patung ciri khas bali seperti gambar yang udah aku cantumkan.
Source by Naomi's Galery
Aku melihat ke sekeliling. Aku yakin dulunya ini tempat yang sangat menyenangkan. Tempat ini dibiarkan terbengkalai begitu saja oleh pemiliknya tidak ada kerusakan yang terjadi. Lantai keramik yang menyambut ku masuk juga masih tampak indah dilihat, hanya saja sudah tak terawat dan di sekelilingnya telah ditumbuhi semak-semak belukar yang tinggi. Aku pergi ke lokasi ini pada saat sore hari. Aku tidak punya nyali untuk datang di malam hari. Aku datang bersama 2 orang temanku yang notabene mereka bukan berasal dari Bali. Aku senang mereka merasa antusias ketika aku mengajak mereka untuk mengunjungi tempat ini. Dan ya... Jumlah kita GANJIL. Awalnya baik-baik saja. Tidak ada hal yang terjadi. Kami menikmatinya sambil membahas kira-kira bagaimana dulunya tempat ini dan mengapa dibiarkan terbengkalai begitu saja.
Source by Naomi's Galery
Selama kami berjalan-jalan sembari menikmati suasana yang belum terasa apa-apa. Aku liat ada pohon beringin besar banget. Disitu juga ada pelinggih (sebutan untuk meletakkan banten/sesajen suci yang dianggap suci/keramat bagi umat Hindu di Bali). Dan di sekitarnya terdapat 2 bangunan yang masih berdiri kokoh yang kosong namun terdapat banyak coretan mural dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Source by Naomi's Galery
Ketika aku memasuki bangunan-bangunan tersebut, seketika hawa menjadi dingin dan angin menjadi kencang. Padahal sebelumnya tidak ada angin yang berhembus. Tiba-tiba saja aku mulai merinding. Aku bersama kedua temanku merasa bahwa ada sesuatu yang tinggi sedang memperhatikan kami. Salah satu temanku merasa penasaran dan ingin melihat-lihat lebih jauh. Hanya saja aku mencoba untuk mengurungkan niatnya. Karena aku merasa ada hal yang tidak patut kita dekati dan datangi. Aku tidak tau, bangunan kosong tersebut dulunya digunakan sebagai apa. Dan aku kembali melihat 2 pohon beringin itu. Aku merasa tidak enak. Lalu aku dan kedua temanku melanjutkan perjalanan sambil membayangkan betapa gelapnya jika malam hari.
Selama berjalan-jalan kedua temanku masih melakukan foto ria untuk di posting di sosial media. Aku sibuk mencari informasi mengenai Taman Festival (di Google) dan detail dari setiap bangunan-bangunan yang ada di tempat ini. Aku rasa aku perlu tau lebih jauh tentang tempat ini agar tidak sekedar buta tempat. Sambil berjalan mengikuti rute setapak dan rindangnya tanaman-tanaman liar yang tinggi. Menambah suasana makin mencekam. Aku tak henti-hentinya merasa sedikit takut dalam menyusuri setiap jalannya. Sambil membaca beberapa artikel di Google mengenai tempat ini, aku sampai di sebuah tempat yang dulunya digunakan untuk mempertontonkan buaya (iyap Buaya) kepada para pengunjung di kala waktu itu.
Source by Naomi's Galery
Tempatnya masih bagus. Dapat dilihat dari foto diatas. Aku sempat berfikir "apakah buaya nya sudah dipindahkan ? Akan sangat merepotkan bila masih ada dan hidup liar disini". Aku menyampaikan informasi yang aku dapat kepada kedua temanku. Mereka terheran-heran dan berkata kepadaku "mungkin sekarang yang ada disana hanya siluman buaya". Aku langsung menghentikan perkataan temanku yang mulai nyeleneh dan tidak sopan. Aku sangat takut bila terjadi hal-hal aneh akibat dari perkataan yang tidak sopan (seperti di film-film). Aku pun sempat foto-foto karena tempat itu merupakan spot foto yang bagus. Lagi-lagi aku merasa merinding. Walaupun aku tidak sendiri tapi lagi-lagi aku merasa kalau kita tidak sedang bertiga. Aku memberanikan diri. Kedua temanku merasa baik-baik saja seperti tidak ada rasa ketakukan sedikitpun. Namun aku tak mengerti mengapa hanya aku yang merasa takut. Mengapa di saat ini aku menjadi sensitif. Aku memang orang yang sedikit sensitif ketika ada di tempat angker. Selama aku menyusuri jalan setapak aku ngobrol dengan kedua temanku. Obrolan biasa tidak ada yang spesial. Sampai akhirnya kita berada di jalan yang mana terdapat banyak pohon tinggi dan sangat lembab basah. Perasaanku tidak enak. Jalanan itu gelap. Sinar matahari tak dapat masuk. Aku merasa ngeri tapi aku penasaran terhadap apa saja yang ada di tempat ini. Kedua temanku pun merasakan hal yang sama. Tampak aneh. Aku khawatir bahwa kita akan tersesat di dimensi lain. Namun rasanya tidak mungkin untuk kembali. Akhirnya kita menyusuri jalan gelap itu. Dan benar saja seluruh badanku merinding. Aku tak brani melihat ke sekitar. Aku benar-benar tidak menikmati perjalanan menyusurinya. Aku takut. Aku tak brani melihat kebelakang bahkan ke bawah sekalipun. Dalam hati aku baca doa. Aku yakin sesuatu yang "lain" itu pasti sedang memperhatikan atau mungkin mengikuti kita tanpa disadari. Kita tak brani berbicara. Hanya berbicara sekedarnya saja untuk memecah keheningan sambil berharap kita akan menemukan ujung dari jalan ini. Suara kresek-kresek yang ada aku positifkan kalau itu hanya sekedar tupai atau burung. Karena aku banyak sekali menemukan tupai di dahan-dahan pohon. Membuktikan bahwa tempat ini asri. Aku bingung menggambarkan betapa mencekamnya suasana pada saat itu. Pada akhirnya aku menemukan jalan keluarnya. Tanpa sadar aku berlari kecil menuju jalan itu. Yang mana aku bisa melihat sedikit sinar matahari yang mana di hari itu sudah hampir redup. Kami merasa sangat lega pada akhirnya.
Selanjutnya aku menemukan sebuah tempat bekas pertunjukan show untuk binatang. Mengapa aku tau, karena aku membacanya di internet 😂. Tempatnya begitu lembab. Selama aku berada disana aku menelisik seluruh tempat sejauh mataku bisa memandang. Entah mengapa aku menaruh curiga pada tempat show itu. Karena sangat tidak mirip untuk tempat pertunjukan atau memang perubahan akibat terbengkalai inilah yang membuat tempat pertunjukan ini menjadi berbeda. Atau aku yang salah. Aku tidak mengerti. Aku sempat berdiskusi dengan temanku. Mreka berpendapat jika mungkin dulu ini tempat untuk kuda nil, gajah, atau buaya (mungkin). Tak paham. Di internet pun tidak dijelaskan secara pasti. Aku melanjutkan perjalananku dan bertemu sebuah jalan yang sangat bagus untuk berfoto.
Source by Naomi's Galery
Bagus bukan. Aku rasa bagus ketika kita bisa menemukan posisi foto yang tepat. Aku penasaran dengan apa yang ada di ujung jalannya. Dan yang aku temui adalah
Source by Naomi's Galery
Iyappp.... Gedung bekas Bioskop 👏🏻. Ini dia gedung yang paling mencekam dari semua bangunan-bangunan yang ada di Taman Festival Bali. Pada awalnya aku merasa biasa saja. Sampai aku mengajak kedua temanku untuk masuk. Dan aku merasa akan sangat seru. Karena aku yakin di dalam pasti sangat gelap. Dan kita hanya bertiga 😂. Dan benar saja ternyata sangat gelap. Kami bertiga sangat antusias. Kami berlagak seperti para youtuber hantu yang sedang melakukan penelusuran. Aku menggunakan senter di handphone ku sebagai penerang. Karena di dalam sangat gelap. Aku benar-benar membayangkan bagaimana jika aku benar-benar melakukan ini di malam hari. Pasti sangat seru. Tapi jika dilihat dari tadi aku yang ketakutan sendiri 😂. Anehnya aku tidak merasa ketakutan sama sekali. Sampai aku benar-benar sangat penasaran untuk masuk ke ruang bioskop yang mana digunakan untuk tempat memutar film. Aku membayangkan bagaimana tempat ini beroperasi di masa itu dan film apa yang kira-kira di putar. Film Marvel ? Film Suzana si ratu horor ? Atau Film Sun Go Kong ?
Sialnya aku adalah pada saat hampir memasuki gedungnya, aku tak sengaja melihat mahkluk yang sangat jangkung. Tinggi sekali. Kurus, lengan dan kakinya sangat panjang. Aku tidak melihat wajahnya. Warnanya hitam seperti bayangan. Dan kesalnya. Mahkluk itu seperti berjalan menghampiriku. Oh aku sangat merinding. Aku sempat menelisik sebenarnya apa itu. Apakah itu bayanganku atau bukan. Aku yakin itu bukan bayangan teman-temanku karena aku pergi menjelajah sendiri sedangkan kedua temanku berada di ruangan lain yang masih satu gedung denganku. Ketika aku yakin itu bukan bayanganku, aku berteriak sambil berlari memanggil nama teman-temanku. Aku sangat ketakutan hingga saat ini. Begitu aku mengingat kejadian itu aku masih takut. Bahkan aku menuliskan postingan ini pun aku merinding. Sontak teman-temanku berlari menghampiriku. Aku merasa di ikuti. Aku merasa masih bisa melihatnya di ujung mataku. Aku memohon untuk keluar dari gedung ini. Dan temanku meng-iyakan. Aku sungguh shock dan tak bersuara. Aku diam seribu bahasa. Aku ditenangkan. Kemudian aku menceritakan kepada temanku. Mereka sedikit terkejut dan tak percaya. Tapi itulah yang terjadi. Setelah dirasa tenang kami melanjutkan perjalan kami. Tapi aku masih tetap merasa bahwa mahkluk itu masih memperhatikan kami ketika pergi dari gedung itu. Oh Tuhan aku sangat ketakutan saat itu.
Bangunan yang aku rasa terakhir adalah sebuah gedung untuk pementasan baik itu konser ato pementasan kesenian.
Source by Naomi's Galery
Aku terpesona dengan arsitektur bangunannya. Sangat indah dan instagramable. Aku samar-samar mendengar suara deburan ombak hingga aku sadari bahwa di belakang bangunan ini adalah pantai. Aku yakin di bangunan ini banyak pengunjung yang foto, latar belakang music video, dan lain-lain. Karena tertulis di internet bahwa bangunan inilah yang menjadi iconic dari Taman Festival ini.
Source by Naomi's Galery
Aku pun berfoto di bangunan ini. Setelah berfoto. Entah mengapa aku ingin melihat ke sebuah ruangan kosong di dekat aku berfoto. Pada saat aku berusaha mendekat, di ujung mataku aku melihat ada hantu bungkus yang sedang berdiri memperhatikanku. Tak pikir panjang aku langsung ambil langkah seribu mendekati teman-temanku yang berada di depan pintu masuk gedung pertunjukan itu. Mereka bingung kenapa aku terlihat sangat pucat dari sebelumnya. Tapi aku tak menggubris mereka dan segera pergi.
Seperti yang aku katakan tadi. Aku pikir ini adalah bangunan terakhir. Tetapi ada 1 bangunan lagi yang tersisa. Dan aku rasa bangunan itu adalah sebuah penginapan kecil karena terdapat banyak ruang yang sepertinya dulu adalah sebuah kamar. Tempatnya tak jauh dari bangunan iconic yang menghadap ke arah jalan. Dari situ pula aku tau klo kita udah ada di pintu masuk Taman Festival. Aku menyusuri singkat bangunan itu karena sudah tak tahan mau keluar dari tempat ini 😂. Lagi-lagi.... Ketika aku menyusuri bangunan itu. Aku mencium bau melati. Sangat menyengat hidung. Anehnya kedua temanku tidak mencium wangi apa-apa. Disitu aku mulai ketakutan. Dan benar saja. Di tangga menuju lantai 1 aku melihat seorang perempuan berambut panjang dan berbaju putih yang tak usah aku sebut itu apa karena aku tau teman-teman pembaca pasti tau itu apa 😂. Aku melihat dia bertubuh tidak pendek dan tidak tinggi. Dia terlihat tembus pandang. Dia tersenyum kepadaku seolah-olah mengatakan "hei, kau melihatku". Oh kali ini aku tak mampu bersuara dan bergerak. Aku takut. Dia hanya diam dan tersenyum menyeringai kepadaku. Aku keringat dingin. Sampai salah satu temanku menepuk bahu ku dan berkata "yuk udahan. Gak ada apa. Udah gelap juga". Seketika aku terhenyak dan tidak melihat perempuan itu lagi. Tanpa bersuara aku mengikuti ajakan temanku. Aku masih diam seribu bahasa. Hingga saat kita keluar dari kawasan itu, kita duduk di mobil dan saling bertukar cerita. Aku menceritakan semuanya. Mengapa aku terdiam, sangat hati-hati, dan ketakutan. Rupanya salah satu temanku merasakan hal yang sama, tpi cuma merinding saja dan merasa ada yang tidak beres. Sedangkan temanku yg satu lagi tidak merasa apa-apa padahal dia sangat ingin merasakan hal-hal ganjil. Rupanya hanya aku saja yang melihat hal-hal ekstrim disini. Sialnya aku 🙄.
Seperti itulah pengalamanku yang cukup horror selama aku pergi mengunjungi tempat-tempat wisata. Tapi kali ini horror. Oh aku tak ingin mengulanginya lagi. Maaf ya untuk para pembaca jika ada kesalahan dalam penulisan dan informasi mengenai tulisan tentang Taman Festival Bali ini. Oiya, sekedar mengingatkan bahwa aku hanya berwisata di tempat ini. Aku mohon untuk tidak melakukan hal-hal aneh di tempat ini atau mencemari destinasi wisata ini. Mari saling menghormati dan menjaga. Sekian kisah perjalanan ini. Untuk pembaca yang sudah pernah mengunjungi tempat ini, aku mau tau kesan-kesannya bagaimana selama disana di kolom komentar. Kalau temen-temen mau keep in touch sama aku boleh follow Instagram aku @thisvivi_
Sampai Ketemu di Konten Selanjutnya 👋🏻
Pengalamannya menarik,jd kepo sama tempatnya.
BalasHapus